Welcome To My Site



Sunday, December 16, 2007

Winter in Egypt


Selepas pulang dari Indonesia, tepatnya pada tanggal 19 september, saatnya penyesuaian dilakukan. Indonesia dan Mesir tentu sangatlah berbeda baik itu dari segi geografis, culture dan human character. Kalau di Indonesia memiliki 2 musim, berbeda dengan Mesir yang memiliki 4 musim, antara lain: Musim dingin, Panas, Semi, Gugur. Ditiap musim tentu memiliki keadaan dan sifat yang berbeda-beda.


Di Indonesia kita hanya merasakan 2 musim antara lain: Hujan dan musim Kemarau atau kering. Kita tentu harus banyak mensyukuri dengan bangsa kita, terkhusus dari fisiknya. Yang mana Indonesia merupakan Negara kepulauan, dan Penghijauan pun dengan sendirinya mudah berproses. Kita pun pastinya pernah berpengalaman menanam tumbuhan disekitar lingkungan rumah, dan tanpa ada bantuan yang macem-macem, apa yang kita inginkan dengan mudahnya tercapai. Contohnya saya pribadi pernah memakan buah mangga, sehabis saya memakannya dengan lahap, kemudian tersisalah bijinya yang lumayan besar, setelah itu dengan spontannya saya letak diatas tanah, tepat didepan rumah dengan sedikit mengorek tanah hingga biji tersebut tertimbun diselimuti tanah. Sebulan kemudian tumbuhlah pohon mangga tersebut dengan cepatnya. Pengalaman tersebut tidaklah bisa saya lupakan dikarenakan hingga sekarang pun masih tetap tegak dengan kokohnya, dan buahnya pun tak bisa diungkapkan rasanya. Itulah keindahan dan keistimewaan tanah air kita Indonesia Raya. Bahkan, pada suatu waktu ada salah satu Doctor Al Azhar bersempat mengunjungi Indonesia, dan kemudian dia sangat mengagumi alam Indonesia sehingga dia pun bertutur “ Indunisia jannah qabla al jannah “ yang memiliki arti ( Indonesia adalah alam surga sebelum surga )


Sedangkan di Mesir, tepatnya di ibu kotanya yaitu Kairo, sangatlah jauh berbeda dengan Indonesia. Mesir memiliki alam yang tak kalah bagusnya dengan Negara-negara Asia, yang mana salah satunya yang paling dikenal adalah langitnya, karena langit Kairo begitu jernih dan cerah kebiruan, kalau dilihat dengan mata telanjang pun tidak mengecewakan dan tidak pula menyakitkan kedua mata, apalagi disertai dengan membawa kamera foto maupun video atau handycam, niscaya menakjubkan karna kita tidak perlu mengeditnya dengan photoshop, backround alami dengan langit biru cerahpun cukup menjadi kenangan.

Saat ini tepatnya pada tanggal 13 desember 2007 hari kamis, Mesir telah berganti musim, yang mana sekarang adalah saatnya musim dingin menemani aktivitas mahasiswa Indonesia dan penduduk- penduduk lainya. Di musim dingin kita lebih banyak menggunakan baju hangat, jaket tebal, sarung tangan, kaos kaki, cream, luna dan lainya. Itu semua merupakan kebutuhan pokok mahasiswa Indonesia pabila winter telah datang. Mandi pun tak jauh berbeda ketika musim panas, tetap 2 hari sekali tapi dengan catatan harus memakai air panas, dan syukurnya flat yang saya mukimin pun lengkap dengan peralatan-peralatan musiman..hmm...he

Rasa lapar pun tak lepas dari kebiasaan disaat musim dingin datang, perut lebih sering berunjuk rasa meminta diisi ketika winter, tentu sedikit berbeda dengan musim panas yang kalau kita makan makanan pokok 3 kali sehari saja sudah cukup, tapi di winter lumyan tambahan porsinya.
Bukanlah jadi problem bagi saya akan terjadinnya pembengkakan financial harian, karena pada musim dingin sayuran dan buahan seperti anggur, murah meriah, palagi tinggalnya di dekat market wah lumayan irit, karena tak perlu mengeluarkan kocek untuk transportasi..he..he… setelah membicarakan positif effect dari winter tentu ada juga negative effect dari musim dingin yaitu kesulitan untuk lebih banyak beraktifitas dikarenakan rasa kantuk yang tak kenal waktu, baik di siang maupun di petang hari pun saya selalu ditemani selimut yang tebal dan berwarna coklat made in china itu, dan lebih nyenyak lah yang saya rasakan ketika tidur berselimut coklat. Coklat identik dengan cowok, alias machoow...Dan Karena belinya di indo, jadi mimpinya rumah di Indonesia heheh…wah lepas rindu ma Ortu neh...

Happy winter….

No comments:

Dikala Hari Itu pun Menyapa

Detik demi detik telah berlalu, seakan berperan jalan ditempat, teriring dengan senyum dan cemberut di wajah. tak kalah dengan kedongkolan hati dan keceriaannya. Hari demi hari telah terlewati, sebagai tanda kasih sayang dari sang Pencipta, meliputi perbuatan yang soleh dan inkar. Ketika terpajang waktu seolah memberikan isyarat akan keterbatasannya, merupakan bukti bahwa terjadinya perpisahan dan pertemuan, sebagian membuka lembaran baru dan tidak sedikit yang masih di lembaran yang sama. Prinsip menjadi pedoman hati yang penuh dengan perselisihan ibarat pohon yg terus berkembang dan bercabang hingga menghasilkan buah yg menjelma menjadi penawar, sayangnya kesadaran selalu harus diiringi dengan teguran, betapa dugaan membuat diri kuat dan juga lemah.