Welcome To My Site



Wednesday, March 4, 2009

Peran Jam'iyah Syar'iyah pada Masisir dan Masyarakat Arab


Keutamaan dalam keseharian saya adalah mencari rizeki,apa lagi disaat krisis seperti sekarang ini, dan semua itu terlepas dari niat ibadah pada yang Esa, bahkan hal itu sangat terasa apabila saya menikmati hari-hari saya di Kairo dan Mesir pada umumnya, yang mana biasa Negara ini disebut " ummu ad dunya" yang artinya ( Ibunya Masyarakat Dunia). Terlepas dari penyeleksian silsilah dari jaman dahulu, sesungguhnya Mesir merupakan Negara yang besar, baik itu dari segi Fisik maupun dari hal lainya, seperti banyaknya ulama yang lahir dari Negara ini seperti Sya'rawiy, dr. Yusuf Al Qardhawiy (Ketua Persatuan Ulama se Dunia) dan lainnya yang tidak mungkin saya sebut dalam tulisan ini secara detail..

Kembali pada ungkapan saya bahwa keseharian yang sempurna adalah keseharian yang diiringi dengan banyak hal positif, baik itu materi , dan non materi yang walaupun ujung-ujungnya akan membuahkan materi jua. Mesir merupakan Negara yang sangat peduli dengan warga asingnya, apalagi warga asing tersebut adalah masyarakat pelajar atau mahasiswa seperti saya, banyak golongan dari pihak masyarakat maupun lembaga social yang akan siap untuk mendukung dan menyokong dengan materi maupun non materi. Apalagi seandainya si pelajar atau orang asing tersebut menggeluti ilmu agama, yang pastinya agama Islam, kalau lainnya saya belum tau.

Saat inipun saya pribadi masih menikmati sokongan materil dari pihak Jam'iyah Syar'iyah yang biasa disingkat mahasiswa Indo dengan kata "JS". JS merupakan lembaga favourite masisir (Mahasiswa Indonesia Mesir), hal demikian disebabkan karena JS sangat berperan di dalam kehidupan masisir, karena JS menyediakan berbagai bantuan baik materil maupun non materil. Adapun materil seperti mahasiswa Al Azhar mendapatkan sembako antara lain: Beras 7 kilo, gula 1 kilo, teh 1 kotak, selimut (ketika musim dingin), dan uang sebesar 50 Le (pound mesir). Bagi mahasiswa yang berkeinginan untuk mendapat kartu sehat pun bisa didapatkan di JS juga, khususnya bagi mahasiswa yang telah menikah dan memilki istri dan sedang mengandung, maka pembiayaannya pun lebih murah karena berfungsi untuk mengurangi harga perobatan hingga lebih dari 50%.

Adapun sokongan yang non materi JS memiliki jadwal pengajian yang biasa dilaksanakan di masjid pusat Jam'iyah Syar'iyah Raisiyah sendiri yang bertempat di Ramsis, Kairo. Akan tetapi tidak jarang juga JS mengadakannya di tempat wisata seperti dipinggir pantai sambil mengkaji permasalahan keislaman seperti: tafsir, fiqh dan juga fiqh kontemporer yang sesuai dengan permasalahan dewasa ini

Berangkat dari semua sokongan yang diberikan oleh JS kepada mahasiswa Indonesia. JS juga berperan dalam penggalangan dana untuk masyarakat Gaza. Dimana gaza dari dahulu sampai sekarang masih menarik perhatian masyarakat dunia khususnya masyarakat arab. JS berperan dengan membuat ratusan kaki palsu untuk masyarakat Gaza, dan bantuan pangan pun ikut menjadi barang yang dikirim ke Gaza .Dalam hal kepedulian JS terhadap Gaza tidak hanya mengerahkan fungsi financial saja akan tetapi dari segi kajian keilmuan pun turut ikut andil untuk lebih memahami kekejian dan ketidakadilan Israel terhadap Gaza. Seperti kajian " Al Afkar Al Israeliy fi An Nadhri Al Harbi Ala Gaza" yang artinya "Strategi pemikiran Israel dalam hal perang Gaza", yang mana dalam kajian tersebut dihadiri oleh berbagai ulama dan pemikir Islam kontemporer seperti dr. Imarah dan doktor lainnya seperti Alumni Al Azhar dan ketua umum Jam'iyah Syar'iyah (JS). Dalam kajian yang diselenggarakan oleh JS dan juga para redaksi majalah At Tibyan yang cukup menarik itu, telah hadir juga salah satu masyarakat Gaza yang menjadi korban perang Israel terhadap Gaza. Dan alhamdulillah saya pribadipun dapat mengambil foto bareng terhadap beliau, semoga JS akan selalu jaya dan konsisten dengan sokongan dan dukungan yang diberikan kepada seluruh masyarakat baik asing maupun pribumi, dan materi maupun non materi, jazakumulloh khoer ya JS..

Dikala Hari Itu pun Menyapa

Detik demi detik telah berlalu, seakan berperan jalan ditempat, teriring dengan senyum dan cemberut di wajah. tak kalah dengan kedongkolan hati dan keceriaannya. Hari demi hari telah terlewati, sebagai tanda kasih sayang dari sang Pencipta, meliputi perbuatan yang soleh dan inkar. Ketika terpajang waktu seolah memberikan isyarat akan keterbatasannya, merupakan bukti bahwa terjadinya perpisahan dan pertemuan, sebagian membuka lembaran baru dan tidak sedikit yang masih di lembaran yang sama. Prinsip menjadi pedoman hati yang penuh dengan perselisihan ibarat pohon yg terus berkembang dan bercabang hingga menghasilkan buah yg menjelma menjadi penawar, sayangnya kesadaran selalu harus diiringi dengan teguran, betapa dugaan membuat diri kuat dan juga lemah.